Knowledge is power
Friday, 27 September 2019
Monday, 13 November 2017
Terbentur, Terbentur, Terbentuk
Odi namanya, usianya baru beranjak 17 tahun. Sore
kemarin dia baru saja merayakan hari ulang tahunnya. Dengan acara yang
sederhana dengan konsep syukuran berupa
makan-makan dirumah Odi yang juga dihadiri oleh teman-teman serta beberapa
kerabat Odi. Sepeti perayaan ulang tahun remaja zaman sekarang pada umumnya,
hari itu diakhiri dengan ceplok telur dan
baluran tepung untuk Odi.
Ya,
setelah itu hari-hari Odi seperti biasa, pulang sekolah tidak langsung pulang
melainkan menghabiskan waktunya untuk nongkrong
terlebih dahulu bersama kawan-kawannya. Bahkan terkadang tidak jarang pun
waktu yang dihabiskan bersama teman-temannya lebih banyak ketimbang dirumah
bahkan untuk sekedar membantu sang ibu yang memang tidak bekerja dirumah. Ibu
memiliki usia yang tidak muda lagi, namun usia yang dimiliki tidak relatable dengan sikap energik dan
kesehariannya. Ibu berjiwa sangat muda, bahkan tak heran Ibu bisa dengan mudah
dekat dengan anak-anak remaja seusia Odi. Keseharian Ibu pun tidak jauh dari
Odi yang suka kongkow bersama
teman-temannya re: geng-nya. Memang
benar bahwa buah jatuh tak jauh dari pohonnya, bahkan Odi mengetahui S*ven El*ven dari sang Ibu.
Tapi
ada hal membedakan antara Odi dan sang Ibu, yaitu jiwa religius yang dibawa
sang Ibu sulit menular untuk Odi. Ya, Ibu memang sangat lengkap, Ibu tidak
pernah meninggalkan solat dhuha dan solat tahajjud. Bahkan sunnah pun juga tak
pernah terlewat meskipun sedang berada di mall atau tempat-tempat lain diluar
rumah. Tidak sampai disitu, Ibu juga selalu menjalankan puasa Nabi Daud dengan
rajin, meskipun banyak kegiatan diluar sana. Bagi Ibu itu semua adalah amalan
andalan yang dapat membantu ketika di akhirat kelak. Dari situ dapat diambil
kesimpulan dan nasehat dari sang Ibu bahwa ketika akan melakukan suatu amalan,
jangan terlalu berpikir dampak yang ditimbulkan apalagi dari sisi diri atau
psikologis. Hal yang membuat kita berat dalam beribadah atau dalam mengerjakan
hal lain adalah over-thinking, padahal
hidup sesimpel lakukan dan kerjakan atau seperti jargon bapak Presiden Joko
Widodo “Kerja, Kerja, Kerja..”.
Odi
saat itu masihlah anak muda yang menghabiskan waktunya untuk hal keduniaan,
memikirkan bahwa kesuksesan di dunia adalah hal yang menjadi tujuan utama.
Meskipun prakteknya, Odi bukanlah orang yang pintar seperti kebanyakan orang
seusianya. Prestasi biasa saja, dalam dunia akademik pun ranking Odi disekolah hanya menempati posisi 20 besar. Tapi Odi
banyak berpikir sisi lain selain akademis, dan memegang teguh prinsip change-maker
doesn’t follow the crowd. Jika ia melihat teman-temannya menghabiskan
waktunya untuk belajar dan belajar, Odi berfikir bahwa tidak melulu dengan
belajar setiap hari dan mementingkan nilai akademis sebagai kunci dan akan
memberikan dampak nyata kepada kehidupan khususnya masyarakat kedepannya.
Akhirnya
kehidupan sekolah ia lalui, Odi mendapatkan nilai Ujian Nasional yang
biasa-biasa saja, ditambah rata-rata nilai akademik yang juga biasa-biasa saja
jika dijumlah. Pupus sudah bagi Odi harapan untuk masuk perguruan tinggi
negeri, memang orientasi odi selama ini adalah hanya sekedar “yang penting bisa kuliah, dimana saja asal
saya baik maka masa depannya juga akan baik hasilnya..” . Tapi semua itu
berubah, ketika Odi sedikit banyak mengetahui dunia pergaulan dibalik beberapa
universitas swasta. Dan apesnya universitas
swasta yang Odi daftar saat ini diketahui dunia pergaulannya kurang baik. Duh, Odi seketika mengubah halauan
prinsipnya menjadi “kuliah dimana saja
yang penting lingkungannya baik dan bisa membantu membentuk karakter diri serta
profesionalitas..” Itu juga mengubah halauan Odi untuk mengejar masuk ke
universitas negeri. Akhirnya segala ujian ia lakukan mulai dari jalur SBMPTN
maupun mandiri. Dan alhamdulillah bisa
lolos di jalur mandiri meskipun di pilihan terakhir.
Memasuki
masa kehidupan kampus, Odi pernah berjanji untuk masuk pesantren terlebih
dahulu kepada sang ibu jika tidak bisa lolos di perguruan tinggi negeri. Itu
karena selain biaya yang dibutuhkan untuk masuk universitas swasta tidak
sedikit, Ibu juga ingin Odi bisa menjadi tahfidz Qur’an. Tetapi Odi berbeda
pendapat dengan sang Ibu, ia takut jika meninggalkan pendidikan kuliahnya
selama setahun, maka ilmu yang dipelajarinya selama ini akan sia-sia saja. Oleh
karena itu, Odi, Ibu dan Ayah mengambil keputusan jalan tengah antara keduanya,
yaitu bagaimana Odi bisa kuliah tapi juga tidak ketinggalan ilmu agama yang
mumpuni untuk bekal menjaga pergaulan yang mana masa kuliah memiliki pergaulan
yang dapat dikatakan keras.
Melalui
rekomendasi kerabat-kerabat, ditemukan sebuah asrama mahasiswa. Mulanya, asing
bagi Odi untuk menjalani hidup yang berbeda dengan temannya yang lain. Karena
sudah terbiasa dengan kehidupan yang serba santai, maka Odi sedikit keteteran. Banyak hal yang Odi pelajari
saat tiba di asrama, disiplin waktu utamanya. Odi harus bisa mengatur waktu
antara mengaji dan kuliah, ia tidak memiliki banyak waktu untuk sekedar nongkrong dengan teman-temannya. Berbeda
dengan masa SMA dimana kesehariannya dihabiskan untuk nongkrong dari sepulang sekolah hingga malam.
Banyak
hal yang berubah pada diri Odi, ia merasakan dirinya lebih berkembang saat ini.
Karena terus ditempa, hingga akhirnya terbentuk. Kepribadiannya terus
berkembang, akhirnya ia sadar bahwa semakin banyak benturan atau tempaan yang
menimpa pada seseorang, hal itu harus diterima dengan hati yang luas. Karena hasilnya
pun sangat baik, belajar dan terus belajar sehingga menjadi diri yang
terbentuk. Tidak serta merta mengabaikan tantangan yang dihadapi.
Semua
itu tidak sia-sia, Odi berhasil lulus dengan predikat cumlaude. Banyak yang tidak menyangka akan hal itu, Odi yang
terlihat seperti mahasiswa yang malas dengan alur hidup kuliah – pulang, kuliah – pulang. Sukses pula ia menjadi orang yang
faham dalam ilmu agama. Bahkan, ia pun langsung direkrut oleh perusahaan
multinasional dengan gaji yang tinggi. Tentunya semua itu tidak didapatkan
dengan jalan yang mulus, harus melewati jutaan rintangan agar menjadi Odi yang
seperti sekarang ini.
Setelah
masa kuliah, datanglah dunia karir yang tentunya jauh lebih kompleks dengan
banyaknya masalah yang dihadapi. Saat itu, Odi memutuskan untuk membeli sebuah
rumah tak jauh dari lokasi tempat ia bekerja, yang nantinya rumah itu akan ia
gunakan sebagai tempat penampungan beberapa anak yatim piatu. Anak yang tinggal
dirumah tersebut bukanlah sembarang anak, karena Odi dengan selektif memilih
sekiranya anak yang memiliki semangat dan hati yang baik untuk ditampung
olehnya. Nantinya anak tersebut akan berusaha dibentuk dan difasilitasi oleh
Odi, baik dalam dunia pendidikan maupun spiritual. Baginya, membentuk beberapa
anak jauh lebih efektif dibanding berusaha membimbing ratusan bahkan ribuan
anak yang memang tidak memiliki naluri untuk hidup yang lebih baik sehingga
berdampak pada kemajuan sumber daya manusia di negara ini.
Memiliki
anak asuh adalah salah satu cita-cita Odi sejak dahulu kala. Terkadang ia
merasa iba melihat anak-anak yang terus menerus bekerja tanpa memiliki bekal
ilmu pengetahuan yang mencukupi, padahal mereka memiliki semangat untuk dapat
meraih kehidupan yang lebih layak. Salah satu caranya adalah dengan mendapatkan
supply pendidikan yang layak pula.
Hari
demi hari dilewati, anak asuh Odi semakin tumbuh dewasa. Beberapa memang ia
adopsi ketika usianya masih 3 sampai 5 tahun dan beberapa ada juga yang berusia
10-12 tahun. Mereka memiliki usia yang berbeda, tetapi dapat hidup rukun berkat
tangan dingin Odi. Prestasi mereka pun begitu cemerlang, juara lomba bahkan
juara kelas mdapat mereka raih.
Odi
banting tulang pagi hingga malam untuk membiayai mereka, karena uang yang
dibutuhkan tidak sedikit. Bahkan terkadang ia perlu menghemat pengeluaran untuk
dirinya sendiri agar stabilitas keuangan anak asuhnya terjaga. Hal ini yang
membuat Odi lupa bahwa ia juga lelaki normal yang membutuhkan kasih sayang dari
seorang istri. Hidupnya dihabiskan untuk menolong orang lain sehingga lupa akan
kebutuhan batin diri sendiri. Odi berprinsip agar dapat mendahulukan kepentingan
orang lain terlebih dahulu dibanding kepentingan dirinya sendiri.
Lalu
muncul seorang wanita cantik bernama Ayu, dia adalah teman satu asrama dengan
Odi ketika masa kuliah dulu. Ayu datang untuk menjadi donatur dalam rumah asuh
yang dimiliki Odi. Ia mendapatkan info dari kawan-kawannya mengenai kondisi Odi
saat ini. Dengan dalih menjadi donatur, ternyata Ayu sudah memiliki perasaan
terhadap Odi sejak dahulu.
Cinta
mereka bersemi saat itu, Ayu kerap datang menyambangi rumah asuh yang dimiliki
Odi untuk sekedar menengok anak asuh mereka. Ayu adalah perempuan baik dan
cerdas serta memiliki hati dermawan. Hati
Odi pun akhirnya luluh oleh wanita itu dan akhirnya sejak saat itu perasaan mereka
terus berkembang hingga menikah.
Sunday, 5 February 2017
Saturday, 6 April 2013
The pursuit of happiness
Gatau kenapa gua selalu mikir kalo hal yang sederhana itu lebih indah daripada yang berlebihan-_- kayak waktu lu nongkrong makan atau apa, bakal terasa lebih nikmat kalo nyari makan yang lesehan atau warung-warung kecil yang kesannya lebih "merakyat" justru disitu yang bikin berasa arti kebersamaannya daripada tempat-tempat mewah yang nyaman tapi kebersamaannya kurang dapet, biasanya tuh kalo ditempat mewah pasti ujung2nya sibuk sendiri sama hp atau cari wifi dsb.. Kadang gua juga mikir kita jangan keenakan hidup di pemukiman perkotaan dengan mobilitasnya yang tinggi, ada saatnya kita harus belajar arti hidup justru di lingkungan terpencil/pedesaan karena disana lu bisa ngerasa arti seneng sesungguhnya yaitu ketika ngeliat senyum anak-anak/kakek-nenek "pejuang kehidupan" yang selalu bikin gua salut karena dalam banyak keterbatasan mereka masih bisa bersyukur dan terus berjuang meskipun tujuan itu belum tentu bisa tercapai:') pengen bgt gua bisa motret moment-moment indah kayak gini haha
Monday, 1 April 2013
Learn as if you were to live forever
Hidup itu kayak roda, kadang diatas kadang juga dibawah.. sama halnya kayak lu mau terbang , ketika lu udah nyaman diatas langit sehingga lu takut jatoh. Ibaratnya kalo Wright bersaudara takut jatoh, pesawat di dunia ini gabakal ada Yakan? Dalam percobaan mereka udah puluhan kali mereka gagal tapi mereka terus nyoba dan pada percobaan kesekian kalinya mereka berhasil! Sama halnya ketika hidup lu lagi dibawah, coba terus cari titik terangnya.. Caranya? Motivasi diri lu sendiri sampe lu berhasil kembali ke atas.. Toh, roda juga ga selamanya berhenti di satu titik kan? Mereka bakal balik lagi ke posisi sebelumnya kalo ada usaha buat ngedorongnya. Alhamdulillah gua emang gapunya kelebihan fisik apa-apa tapi gua punya kelebihan buat motivasi diri gua sendiri. Kalo gabisa motivasi diri sendiri? Pacar solusinya wkwk jujur gua juga ngerasain gua jadi lebih rajin sama nurut waktu gua pacaran haha makanya kalo nyari pacar itu yang baik-baik terus lu juga kalo udah komitmen bakal setia ya tunjukkin komitmen lu itu. Intinya, dalam hidup itu selalu ada Challenge yang harus di-Accept! Maju terus calon generasi sukses bangsa!:)
Friday, 15 March 2013
Tips liburan dan memilih tempat berlibur!
Karena sekarang lagi jamannya libur, jaman yang ditunggu-tunggu remaja karena jarang-jarang dapet beginian:") disekolah gua apalagi yang namanya ada pengumuman libur tuh kayak nyari jarum ditumpukan jerami. Nyaris mustahil! Oke sekarang fokus, sorry tadi curhat dikit-_- pasti lagi pada nyari tempat liburan yang oke kan? Nah berikut gua kasih tips ngabisin waktu libur yang dijamin oke dan semoga bermanfaat berdasarkan pengalaman gua selama 15 tahun terakhir ini *halah* :
- Cari tempat liburan yang Anti-Mainstream
- Coba tantangan sekali-kali
- Bawa peralatan penunjang liburan
Berikut gua kasih event/kegiatan dan tempat-tempat keren yang gua saranin buat berlibur yaitu Pulau Tidung/Pulau Pari (Jakarta Utara), Karimun Jawa (Jawa Tengah), Kampung Gajah (Bandung), Green Canyon (Pangandaran), Festival Film Musik Rurushopradio (Tebet, Jakarta), 3rd Music Gallery (Festival musik Indie, Jakarta), Gardu House Art Space and Gallery Shop (BSD), mountain biking di Jalur Pipa Gas (Taman Kota 2, BSD) dan pastinya nyoba jajanan kuliner di Malioboro :9
Sekian post dari gua dan semoga bermanfaat, Happy holiday! Have fun guys! *cheers*
Sunday, 17 February 2013
Backpacking Minds!
- CNN Travel: Culinary Tours Around the Worlds
ini acara yang bikin mupeng asli-_- plan gua pengen ngadain perjalanan ala backpacker yang cuma modal dikit tapi puas wkwk dalam waktu dekat sih ekskul fotografi sekolah gua bakal ngadain hunting ke jogja! wuih mantep dah tuh buat rencana liburan ala backpacking.. sebelumnya hal paling nekat ya cfd dengan modal 10rb dan itu nginep seadanya di depan masjid istiqlal-_- (didepan ya bukan diemperannya biar lebih kelas gitu) kalo impian gua sih bisa backpacking ke seluruh dunia yah seenggaknya bisa backpacking ke bali:') backpacking tuh emang paling seruu modal kamera aja udah perfect abis dah modal mah belakangan yang penting kebersamaan dan kepuasan! hahaha
Subscribe to:
Comments (Atom)

































